UPFOS- psychological pricing

Mau Menarik Perhatian Konsumen? Pakai Trik Psychological Pricing!

Banyak cara untuk mendapatkan hati konsumen, salah satunya pakai trik Psychological Pricing. Kamu seorang seller wajib hukumnya tahu!

Psychological Pricing adalah sebuah strategi penetapan harga dengan memainkan psikologis seseorang. Tentu saja, tujuannya adalah untuk meningkatkan cuan dan biasanya sering digunakan oleh para penjual dengan cara menetapkan harga ganjil pada produk yang mereka tawarkan.

Dalam penelitian oleh Marketing Bulletin pada tahun 1997, sebanyak rata-rata 60% harga pemasaran selalu berakhiran dengan angka 9, kemudian 30% berakhiran dengan angka 5, 7% berakhiran dengan angka 0 dan sisanya menggunakan angka kombinasi.

Mau Menarik Perhatian Konsumen? Pakai Trik Psychological Pricing!

Dari hasil penelitian tersebut, kita bisa tahu bahwa penentuan harga pemasaran yang tidak bulat dalam mempengaruhi konsumen dari segi psikologisnya. Dan angka 9 menjadi angka yang paling sering digunakan dala membuat trik Psychological Pricing.

Oleh karena itu, sekarang UPFOS ingin memberikan 3 macam psychological pricing yang bisa kamu gunakan dalam menentukan harga pada usaha kamu, diantaranya:

Beli 1 Gratis 1

Jika kata beli 1 gratis 1 menggaung di kepala, maka secara logis dan rasional orang akan cenderung membeli produk tersebut dengan motif mendapatkan 1 barang gratis. Padahal, mungkin sebelumnya tidak terbesit sama sekali di pikiran orang tersebut untuk membeli produk kita.

Sayangnya, karena ini adalah strategi lama dan sudah banyak sekali perusahaan yang mengadopsi teknik ini, maka makin kesini semakin sedikit orang-orang yang “terjebak” dalam skenario beli 1 gratis 1 ini. Namun, bukan berarti kamju tidak dapat memakai teknik ini sama sekali.

Charm Pricing

Melibatkan angka “9”, “99”, atau “999” untuk menentukan harga jual. Dengan menggunakan Charm Pricing, maka sebuah harga yang sudah bulat akan diturunkan 1 rupiah sehingga 3 angka di belakangnya menjadi 999. Charm Pricing merupakan Psychological Pricing. 

Sebagai contoh, jika aslinya anda memiliki produk dengan harga Rp150.000, dengan menggunakan Charm Pricing maka harga yang anda tetapkan untuk produk tersebut menjadi Rp 149.999. Dalam alam bawah sadar, orang-orang yang melihat harga Rp 149.999 akan berpikir “Oh harganya 140 ribuan, belum sampai Rp 150.000.”

Thomas dan Morwitz pada tahun 2005 berhasil membuktikan dalam riset mereka bahwa orang-orang akan cenderung melihat digit paling kiri untuk menentukan harga yang lebih murah. Dari riset tersebut, dapat disimpulkan jika harga lebih murah tapi digit kiri tidak berubah, maka orang-orang cenderung menganggapnya sama. Contoh: antara Rp 890.000 dengan Rp 810.000. Orang-orang cenderung melihatnya sama karena digit paling kiri tidak berubah, yakni tetap 9.

Prestige Pricing

Strategi untuk membuat produk seolah lebih mahal dan lebih prestis dengan membuatnya menjadi lebih bulat. Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kuangjie Zhe dan Monica Wadhwa tahun 2015 bahwa harga yang bulat dirasa lebih meyakinkan dan lebih mudah diproses oleh orang-orang.

Tentu, perlu diingat bahwa hal ini tidak lantas membuat prestige pricing adalah yang benar dibandingkan psycological pricing lainnya. Sebaliknya, hal ini justru memberikan alternatif bagi kamu untuk dapat meracik strategi psychological pricing agar dapat disesuaikan dengan jenis produk, strategi perusahaan, dan latar belakang budaya masyarakat setempat.

Nah kalau kamu sudah mengetahui trik menarik perhatian konsumen saatnya, kamu kelola jualan online, offline, sampai gudang stok produkmu dalam satu sistem agar lebih mudah!

Mau tahu info lebih lanjut? Daftarkan saja tokomu dulu di go.upfos.com (GRATIS loh!) 

Bingung daftarnya? Cek cara daftar toko disini.  

Upfos Indonesia

Landmark Pluit, Tower B2, 8th floor
Jl. Pluit Selatan Raya no. 2, Jakarta Utara
Indonesia 14450

WhatsApp: +62 815-1188-8881
Email: info@upfos.co.id

Resources

Copyright © UPFOS 2022.